Berkali-kali terlahir dengan pengalaman yang setara dengan usia seluruh leluhurku dijadikan satu, tak menjadikan pribadiku berubah menjadi lebih menyenangkan. Well ya... Terlalu dangkal jika aku menyebutnya takdir. Aku hanya malas... Malas berubah, malas berbenah, malas menjadi sesuatu yang bukan aku. Huh, sesuatu yang bukan aku? Seperti aku tahu saja aku ini siapa atau.. apa?
Seperti saat ini, ketika semua kakakku asyik bermain bola di halaman rumah nenek yang luas, aku hanya disini, duduk sendiri di jendela besar dengan rangka kokoh yang cukup untuk 3 orang sepertiku duduk bersama di atasnya.
Pandanganku jelas tertuju pada mereka yang mengejar dan memperebutkan sebuah bola berukuran besar dengan warna - warni yang cerah. Sesekali ditimpali gonggongan antusias Robi, anjing nenekku yang usianya jauh lebih tua dariku di kehidupan kali ini. Sementara pikiranku kembali ke malam tadi ketika mimpi itu, mimpi yang sama dengan beberapa hari sebelumnya dan beberapa hari sebelumnya lagi terasa sangat nyata, seakan itu bukan sekedar mimpi, melainkan kenangan, kilasan ingatan, akan berbagai peristiwa yang terjadi di masa yang berbeda dengan saat ini.
Seperti saat ini, ketika semua kakakku asyik bermain bola di halaman rumah nenek yang luas, aku hanya disini, duduk sendiri di jendela besar dengan rangka kokoh yang cukup untuk 3 orang sepertiku duduk bersama di atasnya.
Pandanganku jelas tertuju pada mereka yang mengejar dan memperebutkan sebuah bola berukuran besar dengan warna - warni yang cerah. Sesekali ditimpali gonggongan antusias Robi, anjing nenekku yang usianya jauh lebih tua dariku di kehidupan kali ini. Sementara pikiranku kembali ke malam tadi ketika mimpi itu, mimpi yang sama dengan beberapa hari sebelumnya dan beberapa hari sebelumnya lagi terasa sangat nyata, seakan itu bukan sekedar mimpi, melainkan kenangan, kilasan ingatan, akan berbagai peristiwa yang terjadi di masa yang berbeda dengan saat ini.
Komentar
Posting Komentar