Langsung ke konten utama

Piter Jadi Pangeran

Di pagi hari yang dingin, bunyi alarm membangunkan tidur piter. Namun, saat ia terbangun ia melihat sekelilingnya dan berkata. "Where am I...??" tanya Piter dengan rasa kaget. Tiba-tiba ketika ia sedang melihat sekelilingnya, berdirilah seorang gadis nan jelita di hadapan Piter. Piter merasa takut dengan kehadiran gadis itu secara tiba-tiba. "Si.. Siapa kau?" tanya Piter. "Haii.. Piter, namaku selly. Aku adalah putri disini, dan pasti kau kaget dengan kehadiranku secara tiba-tiba kan?" tanya putri selly. "Ya.. Dan mengapa kau tau namaku?? " tanya Piter. "Itu karena aku adalah seorang peri, dan sekarang kau sedang berada dinegri periku. aku memiliki kekuatan magic yang dapat mengetahui nama siapa pun dan menghilang secara tiba-tiba" jawab putri selly. "Mari Piter, kau akan aku ajak berkeliling melihat negri periku yang indah" ajak putri selly. Namun, Piter masih merasa takut dengan sang peri itu. "Tak apa Piter, aku tidak akan melukaimu" kata putri selly. Dengan rasa gemetaran Piter mengikuti putri selly berkeliling istana. Namun, tak lama kemudian Piter mulai merasa terbiasa atas kehadiran putri selly. Dan Piter tidak merasa takut lagi dengan adanya putri selly. Tak terasa 3 hari berlalu, Piter mulai menyadari sudah terlalu lama dia disini. "Hah.. Aku baru teringat, putri aku harus kembali tak terasa aku sudah lama berada disini dan pasti ibu ku cemas dengan menghilangnya diriku" kata Piter. "Tak apa Piter, satu hari disini sama saja dengan satu jam dibumi. Jadi kamu jangan khawatir" jawab putri selly. "Ohh begitu, baiklah putri aku Akan tinggal disini beberapa hari saja" kata Piter. "Baiklah, mari akan aku tunjukkan kamar untuk kau tidur" ajak putri Selly. "Baiklah" jawab Piter. Tak lama kemudian sampailah mereka di sebuah ruangan yang indah dan sejuk. "Dimana kita??" tanya piter, "ini adalah ruangan untuk kau tidur Piter" jawab putri selly. "Wahh, benarkah putri? Ruangan sebagus ini hanya untuk aku tidur?? "Tanya Piter. "Iya piter, ini adalah kamar tamu untuk para tamu tidur" jawab putri selly.

Jangan lupa baca kelanjutan cerita
Di atas, untuk mengetahui kisah Piter selanjutnya!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Partners

Sejak kecil, senang membaca. Dulu, suka sekali baca koran, tabloid dan majalah. Kebetulan papa berlangganan Kompas dan Suara Pembaruan, tante senang beli Nova, dan mamah sesekali suka bawa pulang majalah Kartini atau Sarinah. Seingat saya, tiap lembar dari media massa cetak itu tidak ada yang terlewat saya baca. Sampai iklan baris yang dari dulu sampai sekarang dimonopoli "obat kuat" pun saya baca :D Selain membaca, sepertinya saya pun senang mengajar. Mengajar apa saja, membuat saya deg deg an, melancarkan aliran darah, meningkatkan adrenalin dan menyebabkan bahagia. Mungkin itu yang namanya passion :) dan salah satu cara saya mengajar adalah dengan request. Contohnya yang satu ini... Request dibuatkan usus goreng yang renyah crunchy, dan dikemas dengan cantik. Namun, ternyata harus cukup bersyukur dengan hasil usus goreng yang "over cook" sehingga alot dan susah dikunyah...hehehe. Tak semua partners kita harus orang yang sudah mumpuni di bidangnya, seperti

Bab 7

Sabtu pagi yang cerah selalu membuatku bersemangat.  Awal musim panas,  adalah waktu yang ditunggu-tunggu olehku dan teman-temanku di tempat pelatihan renang.  Ini saatnya kami berlatih menyelam tanpa peralatan apapun.  Jika lancar dan lulus test, maka di pertengahan musim panas nanti,  kami diperolehkan untuk menyelam di tempat sesungguhnya,  laut.  Membayangkannya saja sudah membuat jantungku berdebar-debar. Seorang wanita tinggi dalam balutan casual celana kulit ketat dan jaket dengan model dan warna senada menghampiri di ujung anak tangga. "Hai,  Kea, sudah siap untuk acara kita hari ini? " tanyanya sambil memeluk dan mencium pipiku.  "Tentu saja Sam,  aku sungguh tak sabar ingin mengumpulkan batu sebanyak-banyaknya.  Taruhan,  batuku pasti lebih banyak dibanding Sarah kali ini, " jawabku bersemangat. "Dan untuk itu,  kau perlu mengisi perutmu dengan makanan lezat ini terlebih dahulu,  Kea," Tatiana yang sudah berada di meja makan mengedikan bahuny

Abnormal

Usiaku baru beberapa bulan saja,  jalanpun masih harus sering berpegangan pada apapun yang bisa kuraih,  tembok,  pinggiran kursi,  jendela,  box tidurku,  atau berpegangan tangan dengan mama. Tapi,  aku sudah mampu memahami pembicaraan orang - orang disekitarku.  Aku tau kalau mama sering membicarakan om Yus,  bersama tante Lusi.  Om Yus yang tampan,  mapan,  dari keluarga baik - baik,  om Yus nya sendiri pun baik.  Beberapa kali om Yus main ke rumah dan menggendongku.  Tante Lusi naksir om Yus,  hanya sayangnya Om Yus sudah memiliki Tante Lani,  dan beberapa bulan lagi mereka akan menikah. Orang dewasa seperti mereka cenderung mengabaikan bayi sepertiku saat tengah asyik berbincang.  Andai mereka tahu bahwa panca indera dan otakku tak ubahnya seperti blackbox pada mobil atau pesawat terbang,  yang mampu memindai apapun yang terjadi disekitarnya. Semakin orang - orang tak perduli padaku,  aku semakin nyaman.  Masa - masa bayi yang kulalui dalam diam,  jarang menangis,  membuat mama